MAKALAH MIKROBILOGI- Faktor yanng mempengaruhi pertumbuhan mikroba
TUGAS
MAKALAH MIKROBIOLOGI
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”
Di
Susun Oleh :
JUMRAN
102 2016 014
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP)
YPP MUJAHIDIN TOLITOLI
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
serta hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Tentang Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Mikroorganisme.Walaupun masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini,namun kami berharap agarmakalah ini dapat
dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam kampus atau diluar kampus.alam
melaksanakan makalah ini banyak pihak yang terlibat dan membantu sehingga
dapatmen!adi satu makalah yang dapat di baca dan dimanfaatkan .Akhirnya kritik
yang membangun dan saran sangat kami harapkan. Akhir kata semogamakalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya . Sekiandari
kami mengucapkan banyak terima kasih .
Tolitoli, 10 November 2017
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas
metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi
karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim
yang telah dihasilkan. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang
besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative
cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap
mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun
yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme
terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel
satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organism tertentu
dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba
terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara
umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang
berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali
bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) .
Namun, beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel
tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang
bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme
biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan
tidak membentuk hifa, dapat pula
dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak
menyepakatinya.Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap
mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam
cawan petri atau inkubator di
dalam laboratorium dan
mampu memperbanyak diri secara mitosis.
Mikroorganisme
berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme tidak bisa
hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk
jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikrooganisme
dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi
sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
2.2 Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba antara lain :
a)
Faktor Abiotik
Berikut ini faktor-faktor abiotik
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba :
1.
Air
Air merupakan kompunen utanma dalam sel mikroba dan medium. Fungsi air
ialah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam proses metabolise.
2.
Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya.
Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen,
sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian.
a)
Sumber Karbon (Carbon
Source)
Setiap bakteri memiliki kebutuhan sumber karbon yang berbeda. Berat unsur
karbon merupakan setengah dari berat kering bakteri.
Berdasarkan sumber karbon yang diperlukan bakteri digolongkan menjadi :
(1) Golongan Khemoheterotrof : Golongan
bakteri yang memerlukan bahan-bahan organik sebagi sumber karbon seperti
protein, karbohidrat dan lipid.
(2) Golongan Khemoototrof : Golongan bakteri
yang sebagian sumber karbonnya berasal dari CO2
(3) Golongan
Fototrof :
Golongan bakteri yang memerlukan sumber karbon seluruhnya dari CO2
b)
Sumber Nitrogen, Sulfur,
Fosfor
Untuk menyusun bagian-bagian sel misalnya untuk menyintesis protein
diperlukan nitrogen dan sulfur sedangkan untuk menyintesis DNA dan RNA
diperlukan nitrogen dan fosfor.
3.
Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi
dan pertumbuhan mikroorganisme. Setiap bakteri memilik daya tahan terhadap suhu
yang berbeda-beda.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di
bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
b. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung
paling cepat dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi).
c. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di
atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan
menjadi :
Tabel 1
: Penggolongan bakteri menurut suhu
Kelompok
|
Suhu Minimum
|
Suhu Optimum
|
Suhu Maksimum
|
Psikrofil
|
- 15° C.
|
10° C.
|
20° C.
|
Psikrotrof
|
- 1° C.
|
25° C.
|
35° C.
|
Mesofil
|
5 – 10° C.
|
30 – 37° C.
|
40° C.
|
Thermofil
|
40° C.
|
45 – 55° C.
|
60 – 80° C.
|
Thermotrof
|
15° C.
|
42 – 46° C.
|
50° C.
|
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu :
a. Peka terhadap panas, apabila semua
sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60°C selama 10-20 menit.
b. Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan
suhu 100°C selama 10 menit untuk mematikan sel.
c. Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari
60°C selama 10-20 menit tapi kurang dari 100°C selama 10 menit untuk mematikan
sel.
4.
Kelembaban
Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya
dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua
bakteri tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab. Dan tidak
dapat tumbuh pada media yang kering. Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban
optimum.
Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang
tinggi diatas 85%, sedang untuk jamur dan aktinomiset diperlukan kelembaban
yang rendah dibawah 80%. Kadar air bebas didalam larutan merupakan nilai
perbandingan antar tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1
/ 100 dari kelembaban relatif. Nilai kadar air bebas didalam larutan untuk
bakteri pada umumnya terletak diantara 0,90 sampai 0,999 sedang untuk bakteri
halofilik mendekati 0,75.
Banyak mikroorganisme yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk waktu
yang lama seperti dalam bentuk spora, konidia, arthrospora, kamidiospora dan
kista. Seperti halnya dalam pembekuaan, proses pengeringan protoplasma,
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan
menyebabkan kerusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya
dengan naiknya kadar zat terlarut.
5.
Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum
yang berbeda-beda. Bakteri memiliki jarak pH yang sempit yaitu sekitar pH
6,5-7,5 atau pada pH netral. Adapula bakteri yang dapat hidup dibawah pH 4,
tetapi ada juga bakteri yang dapat hidup pada pH alkalis.
Oleh karena itu bakteri termasuk makhluk hidup dimana proses biokimiawi,
misalnya proses metabolisme, memerlukan peranan enzim maka, masing-masing
bakteri juga memiliki pH optimal untuk pertumbuhannya.
6.
Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya
akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
a. Aerobik :
hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
b. Anaerob :
hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
c. Anaerob
fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
d. Mikroaerofilik :
dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
7.
Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose
lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami
plasmolisis. Plasmolisis yaitu keluarnya cairan dari sel bakteri melalui
membrane sitoplasma.
Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Oleh karena itu
dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan
osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan
tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.
8.
Faktor kimia
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang
keluar masuk sel mikroorganisme menjadi kacau. Oksidasi, beberapa oksidator
kuat dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur terganggu.
Misal, mengoksidasi suatu enzim.
Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat megikatkan diri pada
beberapa enzim. Sehigga fungsi enzim terganggu. Memblokir beberapa reaksi
kimia,misal preparat zulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel
mikroorganisme. Hidrolisa, asam atau basa kuat dapat menghidrolisakan struktur
sel hingga hancur. Mengubah sifat koloidal protoplasma sehingga menggumpal dan
selnya mati.
Faktor zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan:
·
Logam-logam berat
·
Klor dan senyawa klor
·
Fenol dan senyawa-senyawa sejenis
·
Zulfonomida
·
Alkohol
·
Detergen
·
Aldehit
·
Zat pewarna
·
Yodium
·
Peroksida
b)
Faktor Biotik
Di alam jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup sebagai biakan murni,
tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad lain. Antar jasad dalam
satu populasi atau antar populasi jasad yang satu dengan yang lain saling
berinteraksi.
1.
Interaksi dalam satu
populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada dua macam, yaitu
interaksi positif maupun negatif. Interaksi positif menyebabkan meningkatnya
kecepatan pertumbuhan sebagai efek sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi,
secara teoritis meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Interaksi positif disebut
juga kooperasi. Sebagai contoh adalah pertumbuhan satu sel mikroba menjadi
koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi). Interaksi negatif
menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan meningkatnya kepadatan
populasi. Misalnya populasi mikroba yang ditumbuhkan dalam substrat terbatas,
atau adanya produk metabolik yang meracun. Interaksi negatif disebut juga
kompetisi. Sebagai contoh jamur Fusarium dan Verticillium pada tanah sawah,
dapat menghasilkan asam lemak dan H2S yang bersifat meracun.
2.
Interaksi antar berbagai
macam mikroba
Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan timbul berbagai
macam interaksi. Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif,
ataupun tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu dengan yang lain.
Nama masing-masing interaksi adalah sebagai berikut:
a.
Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah
atau secara fisik dipisahkan dalam mikro habitat, serta populasi yang keluar
dari habitat alamiahnya.
b.
Komensalisme
Hubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila satu populasi
diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh.
c.
Sinergisme
Asosiasi (hubungan hidup) antara kedua spesies, bila mengadakan kegiatan
tidak saling menganggu, akan tetapi kegiatan masing-masing justru merupakan
urut-urutan yang saling menguntungkan. Misalnya, ragi untuk membuat
tape terdiri atas kumpulan spesies Aspergillus, Saccharomyces,
Candida, Hansenula, dan Acetobacter. Masing-masing spesies mempunyai
kegiatan-kegiatan sendiri, sehingga amilum berubah menjadi gula, dan
gula menjadi bermacam-macam asam organik, alkohol, dan Iain-Iain.
Asosiasi komensalisme dan sinergisme tidak ada perbedaan yang tegas.
d.
Mutualisme
Hubungan hidup antara dua populasi mikroba yang keduanya saling
tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Mutualisme sering disebut juga
simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu populasi
anggota simbiosis tidak dapat digantikan tempatnya oleh spesies lain yang
mirip.
e.
Kompetisi
Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami
kerugian. Peristiwa ini ditandai dengan menurunnya sel hidup dan
pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang menggunakan
nutrient (makanan) yang sama atau dalam keadaan nutrien terbatas.
f.
Amensalisme
Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang menyebabkan salah satu
pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun. Umumnya
merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba lain. Misalnya
dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.
g.
Parasitisme
Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan
(parasit) dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme
terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya
lebih kecil dari inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan kontak secara
fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama.
h.
Predasi
Hubungan antara Amoeba dengan bakteri disebut predatorisme. Amoeba
merupakan pemangsa (predator), sedangkan bakteri merupakan mangsa. Kematian
mangsa berarti kehidupan pemangsa Berbeda dengan parasitisme adalah dalam
hal ukuran besar kecilnya saja; parasit lebih kecil daripada hospes,
sedangkan predator lebih besar daripada organisme yang dimangsa.
Seperti parasit, tidak dapat hidup tanpa hospes, maka predator pun
tidak dapat hidup tanpa mangsa.
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler
dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah Air, Suplai
Nutrisi, Suhu, pH,Ketersediaan Nutrisi, Tekanan Osmosis, Faktor kimia dan
Pengaruh Mikroorganisme Sekitarnya.
3.2
Saran
Dalam mempelajari atau melakukan pemeriksaan dan pencegahan Mikroorganisme
kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo Marlia Singgih.2014.Peran Mikroba dan Faktor
yang mempengaruhi. ITB : Bandung
Komentar
Posting Komentar